Belum lama ini, netizen dikejutkan dengan kabar pembatasan media sosial yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari beredarnya berita bohong terkait kondisi perpolitikan di Indonesia yang sedang memanas.
Dampak dari kebijakan pemerintah untuk melakukan pembatasan akses ke media sosial tersebut dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Kebijakan ini pun kemudian menimbulkan banyak pro dan kontra di masyarakat. Ada masyarakat yang setuju dan memandang positif kebijakan yang dilakukan pemerintah ini. Namun banyak pula yang melayangkan protes karena merasa dirugikan.
Mereka yang merasa dirugikan terutama karena sehari-hari bergantung pada media sosial dalam melaksanakan berbagai aktifitas. Seperi berkomunikasi dengan rekan kerja maupun pelanggan, serta berjualan produk-produk secara online.
Meski hanya berlangsung selama beberapa hari, namun kebijakan ini ternyata sudah menimbulkan banyak masalah di berbagai kalangan masyarakat.
Hal ini terjadi karena memang media sosial sudah menjadi kebutuhan. Saat ini hampir semua orang memiliki akun di berbagai media sosial, dan mereka membuka akun tersebut setiap hari untuk mendapatkan kabar terbaru dari teman-teman mereka atau sekadar melihat-lihat apa yang ada pada hari itu.
Kebijakan pembatasan media sosial yang dilakukan oleh pemerintah tersebut kemudian memunculkan sebuah pertanyaan dalam benak saya. Jika dibatasi selama beberapa hari seperti itu saja sudah menimbulkan banyak masalah, apa yang akan terjadi jika media sosial benar-benar lenyap dari dunia ini?
Kira-kira bagaimana ya? Berikut ini beberapa hal yang mungkin akan terjadi.
1. Stres Massal
Tak dapat dipungkiri bahwa saat ini media sosial menjadi kebutuhan pokok bagi banyak orang. Karena itulah, banyak orang yang kemudian cukup merasa stres jika harus dipisahkan dengan media sosial.
Apalagi bagi mereka yang benar-benar mengandalkan media sosial untuk kegiatan kesehariannya, seperti misalnya berjualan online.
Bagi mereka yang hanya mengandalkan media sosial sebagai channel untuk berpromosi, maka tentu kehilangan media sosial juga akan berdampak pada hilangnya pendapatan mereka.
2. Dunia Terasa Hampa
Aktifitas di media sosial terjadi terus-menerus selama 24 jam. Hal ini menjadikan menjadikan media sosial seakan-akan menjadi dunia baru bagi para penggunanya.
Banyak orang yang menghabiskan waktu kesehariannya dengan berselancar di berbagai akun media sosial yang mereka miliki. Bahkan jika dibandingkan, dalam sehari mungkin mereka menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial daripada beraktifitas di kehidupan nyata.
Dengan demikian, tentu tidak heran jika mungkin nantinya orang-orang akan merasa hidup mereka hampa jika media sosial tak lagi ada.
Itulah yang mungkin akan terjadi pada orang-orang yang sudah kecanduan media sosial. Maka, alangkah baiknya bila kamu membiasakan diri untuk tidak terlalu bergantung dengan media sosial. Di samping itu juga mengisi waktu keseharian dengan aktifitas lain di dunia nyata yang lebih bermanfaat.
Baca Juga: Media Sosial, Dunia Kedua Bagi Generasi Milenial
3. Kembalinya Kesadaran
Keasyikan bermain di media sosial seringkali membuat orang lupa dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya.
Bukan suatu pemandangan yang asing lagi jika kita melihat beberapa orang duduk bersama namun masing-masing dari mereka tidak saling berinteraksi satu sama lain.
Banyak pula kita temukan satu keluarga yang duduk melingkar di meja makan, namun masing-masing sibuk dengan smartphone yang mereka pegang.
Di satu sisi, media sosial menjadi sangat bermanfaat karena kita bisa terhubung dengan siapa pun di seluruh dunia. Namun di sisi lain, keberadaan media sosial juga membuat orang-orang tidak menikmati dunia nyatanya.
Dengan demikian, hilangnya media sosial mungkin juga bisa memberikan dampak positif, yakni orang-orang akan kembali sadar tentang dunia mereka yang sesungguhnya.