Penyakit hati, ini adalah penyakit yang tidak nampak namun terlihat setelah perbuatan dilaksanakan.
Penyakit ini, penyakit yang nempel pada fisik seseorang jika terus dipelihara.
Terkadang munculnya tiba-tiba atau memang bawaan seseorang memiliki sikap yang bertentangan dengan hati nurani.
Penyakit hati adalah penyakit yang berbahaya apabila tumbuh pada diri seseorang.
Penyakit yang obatnya tidak ada dirumah sakit.
Obatnya itu apabila kalian benar-benar mohon ampunan kepada Allah dan bertaubat nasuha dan tidak akan mengulanginya.
Baca Juga : Tata Cara Salat Tobat
Karena kita manusia benar-benar sangat harus berhati-hati dengan penyakit hati.
Lekas Apa Saja Yang Termasuk Penyakit Hati Ini ?
1. Habud Dunya (Cinta Dunia)
Allah memang menciptakan manusia dengan memiliki rasa cinta.
Cinta kepada sesama, lawan jenis, senang kepada anak-anak, cinta harta benda.
Manusia juga rata-rata kalau membahas tentang kemerlapnya dunia wauw senang sekali, apalagi kalau meraih kesenengan dunia itu malah tiada habisnya.
Mereka menganggap bahwa harta benda merupakan sarana dengan tujuan meraih kesenangan, dan memenuhi keinginan serta kenikmatan yang ada didalamnya. Itu merupakan jalan yang keliru, wajib kita luruskan.
Kalau cinta harta didasari untuk beribadah kepada Allah mungkin ini akan membawa kebermanfaatan.
Namun jika cinta harta untuk kesenangan semata itu merupakan kesalahan.
Karena orang semakin cinta harta dengan kenikmatannya, maka orang tersebut dipastikan akan lalai terhadap Allah.
So, Hindari cinta harta yang berlebihan ya kawan.
2. Bakhil (Pelit)
Sifat ini adalah sifat yang tercela, karena dia mementingkan kepentingan diri sendiri dan enggan untuk membantu & memberikan yg menjadi miliknya untuk orang lain.
Dari pembahasan bakhil ini kita bisa ambil hikmah dari kisah Qarun yang memiliki kekikiran terhadap harta tidak akan memberikan kebermanfaatan. Malah akan menimbulkan kebinasaaan, karena Allah murka terhadapnya.
Jika mendatangkan Rahmat Allah maka jadilah orang yang dermawan untuk keberkahan, in syaa Allah dengan memiliki sifat dermawan Allah akan menambah rezeki kita dari arah yang tidak disangka-sangka.
3. Takabur (Sombong)
Sifat ini memiliki merasa dirinya lebih dari pada orang lain.
Lebih dari segalanya misal lebih pintar, lebih berilmu, lebih kaya, dan lebih-lebih yang lainnya.
Sifat ini akan melahirkan merendahkan orang lain, menganggap dirinya lebih tinggi dari yang lain.
Sifat ini harus kita musnahkan karena menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain.
Sifat sombong ini dicontohkan oleh Raja Fir’aun, dengan kesombongannya dia. Hingga dia pernah menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Naudzubillah.
Maka perlahan kita musnahkan sifat sombong ini dengan hidup berbaur bersama orang yang berada dibawah kita, sehingga kita dapat mendatangkan sikap bersyukur.
Dan mencoba dengan hidup sederhana serta tidak menunjukkan kelebihan yang kita miliki kepada orang lain.
Karena kelebihan yang kita miliki adalah semata-mata atas izin Allah Ta’alla.
4. Riya’ (Pamer)
Sikap ini hampir sebanding dengan sikap sombong. Kalau riya’ ini tujuannya adalah keinginan untuk dipuji orang lain atas apa pencapaian dari dirinya.
Contoh : riya’ fisik, riya tampilan diri, riya’ pakaian, riya’ lisan, riya’ sikap dan lain sebagainya.
Sikap riya’ ini wajib juga kita musnahkan karena amal yang disertai riya’, maka amal ibadahnya tersebut tidak akan diterima oleh Allah Ta’alla.
5. Hasud
Hasud adalah sikap mengadu domba antara dirinya dengan orang lain. Muncul dari sikap ini atas dasar adanya perasaan dendam, amarah yang keinginannya tidak sesuai dengan hatinya.
Maka sifat ini wajib dimusnahkan dengan kesadaran bahwa apa yang dilakukan tersebut menyebabkan perselisihan dan merugikan orang lain.
6. Marah
Amarah merupakan bagian dari emosi yang memuncak. Emosi yang negatif.
Penyebab marah biasanya adanya stress, putus asa, tersinnggung dll.
Terapi untuk menghilangkan sikap ini adalah dengan cara mengucap istighfar, membaca ta’awud, diam terlebih dahulu, jika marah dalam keadaan duduk maka berdirilah, kemudian berwudhulah.
Semoga dengan terapi tersebut bisa merendamkan amarah seseorang.
Jadilah pribadi yang lemah lembut, sebisa mungkin menghadapi sesuatu hal yang bertolak dengan hati dengan pikiran jernih terlebih dahulu, sebelum untuk mengambil sikap marah untuk kepuasan hati.
Semoga Allah selalu melindungi diri kita dari sikap yang tercela, dan menolong kita sebagai orang- orang yang bijak dalam menghadapi sesuatu yang hal dengan pikiran yang terbuka dan positif.
Dan memohon kepada Allah agar menjaga shalat kita agar lebih baik, lebih-lebih shalat sunnah. karena dengan orang yang menjaga shalatnya dia akan menjaga hatinya dari sikap yang merugikan.
Sehingga kita tidak beralih untuk mengambil sikap tercela untuk menyelesaikan masalah.
Dengan begitu kita bisa berdamai dengan diri sendiri.